twitter

Jumat, 10 Juni 2016

pemeriksaan dan gejala pada carpal tunel syndrome (CTS)

anda pernah kesemutan pada tangan / kaki , atau kebas , perlu di waspadai jika anda sering merasakan hal trsebut hingga berlarut” , segera konsultasikan apakah itu kesemutan biasa , atau brdampak ke masalah serius.
Apa si itu cts ( carpal tunnel syndrome ???

Carpal tunnel syndrome atau CTS (sindrom terowongan/lorong karpal) adalah kondisi yang memengaruhi tangan dan jari hingga mengalami sensasi rasa kesemutan, mati rasa, atau nyeri. Gejala yang muncul ini biasanya berkembang secara perlahan-lahan dan pada malam hari akan bertambah parah. Bagian yang paling sering terpengaruh adalah jempol, jari tengah, dan telunjuk.
Carpal tunnel atau lorong karpal adalah jalur pada pergelangan tangan dimana terdapat saraf median dan sembilan tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan.

Ketika terjadi pembengkakan pada bagian saraf, tendon, atau bahkan keduanya, saraf median akan tertekan dan mengakibatkan terjadi carpal tunnel syndrome. Saat saraf median ini terhimpit atau terjepit, maka akan menimbulkan mati rasa, sensasi kesemutan, dan terkadang muncul rasa sakit pada bagian-bagian yang terpengaruh oleh saraf ini.
Fungsi dari saraf median adalah memberikan sensasi perasa atau sentuhan pada telapak ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis. Selain itu, saraf median juga memberikan tenaga pada otot tangan untuk menjepit atau mencubit benda oleh ibu jari dan ujung jari-jari yang lain.

Gejala Carpal Tunnel Syndrome

Selain sensasi rasa kesemutan, mati rasa atau kebas, dan rasa sakit pada beberapa bagian tangan, berikut ini adalah beberapa gejala lain yang mungkin terjadi.
§  Ibu jari melemah.
§  Muncul rasa sakit pada tangan atau lengan.
Gejala yang muncul bisa terjadi pada salah satu atau kedua tangan sekaligus, tapi pada kebanyakan kasus, CTS akhirnya memengaruhi kedua tangan.

Penyebab Carpal Tunnel Syndrome

Carpal tunnel syndrome terjadi karena saraf median tertekan atau terhimpit. Pada kebanyakan kasus CTS, penyebab tertekannya saraf median ini masih belum diketahui. Tapi ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita CTS. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena carpal tunnel syndrome.
§  Faktor keturunan keluarga yang menderita CTS.
§  Cedera pada pergelangan tangan.
§  Kehamilan. Hampir setengah dari wanita hamil mengalami CTS.
§  Pekerjaan berat dan berulang-ulang dengan memakai tangan, seperti mengetik tanpa henti.
§  Kondisi medis lain, misalnya rheumatoid arthritis dan diabetes.

Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome

Diagnosis terhadap CTS bisa dilakukan oleh dokter secara langsung dengan pemeriksaan fisik pada tangan dan pergelangan, serta beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gejala yang Anda alami. Berikut ini beberapa tes yang bisa digunakan dalam mendiagnosis CTS.
§  Tes fisik.
§  Tes darah.
§  Elektromiografi.
§  Studi konduksi saraf.
§  Pencitraan X-ray.

Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome

Terkadang, carpal tunnel syndrome tidak membutuhkan pengobatan khusus dan akan pulih dengan sendirinya. Khususnya pada wanita hamil, CTS akan membaik dalam waktu tiga bulan pasca melahirkan.
Untuk gejala CTS yang ringan dan sedang, bisa ditangani dengan membalut pergelangan dengan papan kecil dan disertai suntikan kortikosteroid. Jika hal ini tidak berhasil, prosedur operasi mungkin akan dilakukan. Operasi penting dilakukan jika dicurigai terdapat kerusakan saraf permanen.
Pemulihan pasca operasi akibat CTS mungkin butuh waktu lama jika kasus CTS yang terjadi sudah cukup parah. Bahkan, ada kemungkinan tidak ada perkembangan dari penanganan yang sudah dilakukan.
Pemeriksaan pasien CTS
Beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk memperkuat dugaan CTS. Dari pemeriksaan fisik, perlu dinilai kekuatan otot-otot terutama pada jari-jari tangan. Beberapa test seperti test Phalen dan Tinel dapat digunakan untuk memunculkan gejala CTS ini.

Test Tinel – Pada pasien CTS, menekan tempat perjalanan saraf medianus di pergelangan tangan dapat menimbulkan nyeri dan/atau kesemutan
Pemeriksaan elektrodiagnosis wajib dilakukan untuk memastikan CTS sekaligus untuk melihat seberapa kerusakan yang terjadi pada saraf. Hal ini penting untuk penanganan, maupun menyampaikan bagaimana proses penyembuhan CTS ini kedepannya (prognosis).
Apakah CTS harus dioperasi?
Ada beberapa pilihan yang tersedia untuk penanganan pasien dengan CTS, yang tergantung dari berat ringannya gangguan saraf yang terjadi. Untuk pasien CTS dengan gejala yang ringan sampai sedang, terapi konservatif (tanpa operasi) menjadi pilihan utama dengan tingkat keberhasilan yang bisa mencapai 93%. Terapi konservatif ini meliputi modifikasi aktivitas sehari-hari, pemasangan wrist splinting, obat-obatan, ultrasound, exercise, dan yoga. Kombinasi terapi dikatakan lebih efektif daripada hanya 1 modalitas terapi.
Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk memprediksi kegagalan terapi konservatif, diantaranya:
§  Gejala yang sudah lebih dari 10 bulan
§  Usia lebih dari 50 tahun
§  Kesemutan atau rasa nyeri yang menetap
§  Gangguan diskriminasi 2 titik (>6 mm)
§  Tanda Phalen yang positif kurang dari 30 detik
§  Hasil pemeriksaan elektrodiagnostik yang menunjukkan pemanjangan latensi motorik dan sensorik
Untuk pasien dengan gejala CTS yang sedang-berat dan menetap (mati rasa dan nyeri, fungsi tangan berkurang, atau otot-otot tangan mengecil), durasi gejala yang lama (lebih dari 6 bulan), dan dikonfirmasi dengan elektrodiagnostik ada gangguan pada n. medianus disarankan untuk dilakukan pembedahan dekompresi. Pembedahan sebelum 6 bulan dimungkinkan pada pasien CTS yang tidak mengalami perbaikan dalam 6 minggu terapi konservatif, atau gejalanya sering kambuh setelah perbaikan awal dengan terapi konservatif.
Seiring waktu, CTS dapat menimbulkan kerusakan saraf yang permanen, bahkan akan cenderung bertambah buruk bila dibiarkan (seperti: otot-otot tangan mengecil dan kekuatan menggenggam berkurang).

yah itulah yang saya tahu apa itu cts (carpal tunnel syndrome) jika ada kekruangan ataupun kesaman kata harap maklum (masih belajr)
terimakasih .................

etiologi, patofisiologi , anatomi pada penyakit drop foot

pada kali ini saya akan membahas atikel tentang penyakit drop foot .
Apa itu drop foot ???
yuk langsung saja kita bahas apa itu saja etiologi , patofisologi , serta posisi anatomi pada pnyakit ini , cekidotttt.......................

            Drop Foot adalah masalah kompleks yang sangat berpotensi. Drop Foot dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi seperti cidera dorsiflexor, cedera saraf perifer, stroke, neuropati, toksisitas obat, atau diabetes.
             Drop foot adalah kelumpuhan pada kaki akibat saraf peroneus profundus. Kaki jadi seperti kaki ayam yang sedang melangkah, yaitu kaki tidak bisa menapak tanah dengan rata. Kaki juga tidak punya kekuatan untuk melangkah. Jadinya, untuk melangkah pun kaki seakan-akan diseret sebab memang tidak mungkin untuk melangkah secara normal. Gangguan ini sering terjadi akibat seseorang sering duduk dengan menyilangkan kaki atau bisa juga karena sering cukup lama bersila. (Tabloid Nyata hal 42 minggu III Juli 2007)
            Drop foot dapat didefinisikan sebagai suatu kelemahan signifikan pergelangan kaki dan kaki Dorsofleksi. Kaki dan pergelangan kaki dorsiflexors termasuk tibialis anterior, halusis ekstensor longus, dan ekstensor digitorum longus. Otot-otot ini membantu tubuh khususnya pada saat kaki fase ayunan. Kelemahan dalam kelompok ini hasil otot dalam equinovarus cacat. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai steppage gaya berjalan, karena pasien cenderung untuk berjalan dengan fleksi yang berlebihan pada pinggul dan lutut untuk mencegah jari-jari kaki dari penangkapan di tanah selama fase ayunan. Selama gaya berjalan, gaya menyerang tumit melebihi berat badan, dan arah vektor reaksi tanah lewat di belakang pergelangan dan lutut pusat.
            Hal ini menyebabkan plantar kaki flexi dan kaki tidak terkendali untuk menyentuh tanah. Biasanya, eksentrik memanjang tibialis anterior, yang mengontrol plantar fleksi. Drop foot dapat menyebabkan cedera pada dorsiflexors atau untuk setiap titik di sepanjang jalur saraf yang memasok mereka.(James W Pritchett, MD, e-medicine)
            Drop Foot dicirikan oleh steppage gaya berjalan (gait dropfoot). Ketika orang dengan berjalan kaki drop foot, menyentuh kaki ke lantai. Menyeimbangkan kaki untuk menjatuhkan, pasien harus menaikkan paha berlebihan, sedemikian rupa sehingga tampak seolah-olah pasien berjalan di atas.

 2.1 Anatomi
               Serat dari cabang-cabang dorsal ventral L4 - S1 ditemukan di saraf peroneal , yang dipasangkan dengan saraf tibialis untuk membentuk saraf sciatic . Saraf sciatic meninggalkan rongga panggul pada foramen sciatic besar. Bifurkasio untuk membentuk peroneal dan tibialis saraf,yang terletak di sepertiga distal paha atau di tingkat midthigh.
               Saraf peroneal melintasi lateral atas tepi posterior leher fibula ke kompartemen anterior dari kaki bagian bawah , membagi menjadi cabang-cabang yang dangkal dan dalam. Cabang dangkal perjalanan antara dua kepala peronei dan terus ke bawah kaki bagian bawah antara tendon peroneal dan tepi lateral gastrocnemius. Kemudian cabang ke pergelangan kaki anterolaterally ke dorsum kaki.
 

Gambar 2.1 saraf umum dan dangkal peroneal , cabang , dan persarafan kulit .
               Cabang dalam membagi leher fibula . cabang awal adalah tibialis anterior , dan cabang-cabang yang tersisa adalah longus ekstensor digitorum , longus ekstensor halusis. (lihat gambar di bawah ) .


Gambar 2.2
               Saraf peroneal adalah saraf yang rentan terhadap cedera sepanjang jalurnya . Saraf peroneal adalah bagian dari saraf sciatic. Oleh karena itu, trauma pada saraf sciatic dapat mempengaruhi fungsi dari saraf peroneal. 
 
2.2 Patologi
            Drop foot adalah kelumpuhan pada kaki akibat saraf peroneus profundus. Kaki jadi seperti kaki ayam yang sedang melangkah, yaitu kaki tidak bisa menapak tanah dengan rata. Kaki juga tidak punya kekuatan untuk melangkah. Jadinya, untuk melangkah pun kaki seakan-akan diseret sebab memang tidak mungkin untuk melangkah secara normal. Gangguan ini sering terjadi akibat seseorang sering duduk dengan menyilangkan kaki atau bisa juga karena sering cukup lama bersila. (Ade, Juli 2007)
            Drop foot juga diartikan sebagai kelemhan otot yang terlibat dalam gerak fleksi pada pergelangan kaki dan jari kaki. Akibatnya, jari kaki menunduk ke bawah dan menghalangi gerakan berjalan nomal.
            Drop foot terjadi karena kerusakan saraf pada kaki, yang menyebabkan telapak kaki tidak dapat diangkat dan jalan menjadi diseret.

2.3 Etiologi
               Drop foot dapat mempengaruhi cidera langsung ke dorsiflexors . Beberapa kasus pecahnya tendon tibialis anterior mengarah ke kaki drop dan kelumpuhan saraf peroneal. Tendon yang terluka  biasanya terjadi setelah trauma minor dengan kaki fleksi plantar . 
               Maret gangren, bentuk sindrom anterior kompartemen , disebabkan oleh edema dan perdarahan kecil di otot-otot anterior dan terjadi setelah aktivitas berat pada individu yang tidak terbiasa dilakukan. 
               Penyebab neurologis drop foot yaitu mononeuropati saraf dalam peroneal , saraf peroneal umum, atau saraf sciatic. Plexopathy lumbosakral , radiculopathy lumbal , penyakit motor neuron yang dapat mempengaruhi penurunan kaki . Penyebab perilaku umum dari drop foot adalah kebiasaan menyilang kaki .  

2.4 Patofiologi
               Integritas fungsional akson dan target tergantung dari zat trofik disintesis di perikaryon neuronal dan diangkut turun oleh akson ( aliran axoplasmik ) . Sebuah lesi distal melanjutkan aliran axoplasmik, dan hasil palsy klinis. Ini adalah satu faktor pada pasien atas peningkatan risiko penurunan kaki setelah penurunan pinggul yang sebelumnya sudah ada stenosis tulang belakang. Stenosis tulang belakang menyebabkan kompromi proksimal dan peregangan intraoperatif saraf sciatic yang menyebabkan cidera distal .
.

3.1 Kesimpulan
            Drop Foot adalah masalah kompleks yang sangat berpotensi. Drop Foot dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi seperti cidera dorsiflexor, cedera saraf perifer, stroke, neuropati, toksisitas obat, atau diabetes.
            Foot drop (juga dikenal sebagai drop food) mengacu pada kekacauan yang melibatkan orang, AOS otot pergelangan kaki dan kaki. Seseorang dengan kaki drop memiliki kontrol terbatas atas gerakan kaki yang terkena bencana. Kurangnya kontrol atas otot-otot di pergelangan kaki dan kaki hasil di berubah huyung. Biasanya orang dengan kaki drop akan berjalan dengan langkah tinggi yang berlebihan, sehingga yang terkena menampar kaki di atas tanah. Hal ini sering disebut sebagai Footdrop Galt.


 Sumber : 
https://www.google.com/#q=Anatomi+drop+foot

Rabu, 01 Juni 2016

video terapi stroke mnggunakan robotik




Terapi intensif menggunakan robot telah membantu pasien meningkatkan gerakan lengan penderita stroke tahunan, menurut sebuah penelitian di AS. Penelitian ini dilakukan di Brown University, Rhode Island. Pelatihan dengan menggunakan robot ini memakan waktu tiga bulan pelatihan. The New England Journal of Medicine edisi 16 April 2010 melaporkan bahwa banyak penderita stroke telah dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Gejala Stroke Non Hemoragik
Walaupun robot terapi ini masih dalam tahap awal pengembangan, namun metode ini cukup mampu memberikan harapan baru penderita stroke. Stroke dapat membuat orang menderita cacat neurologis dalam jangka panjang, yang dapat mencakup gerakan terbatas dan kelemahan pada tungkai atas.
Terapi secara intensif sesegera mungkin setelah terkena stroke, adalah cara yang direkomendasikan untuk memaksimalkan pemulihan gerakan. Tuntutan terbesar untuk menangani stroke (Non hemoragik Stroke-NHS) adalah tersedianya para fisioterapi, yang sangat dibutuhkan bagi penderita, setidaknya fisioterapi ini dilakukan satu setiap hari untuk satu pasien.
Vitamin untuk Stroke
Nah, salah satu solusi yang mungkin memenuhi ketidak tersediaan para fisioterapi tersebut adalah dengan menggunakan mesin (robot) yang dapat membantu pasien mereproduksi gerakan-gerakan yang diperlukan.
Brown University menguji suatu alat yang disebut MIT-Manus, yang dirancang khusus untuk membantu latihan tungkai atas. Pasien duduk di meja dengan lengan atas mereka pada perangkat robot, dan kemudian diperintahkan untuk melakukan tugas dengan lengan. Indra gerakan robot inilah yang akan membantu mereka jika diperlukan. Para peneliti menggambarkan robot sebagai “power-steering” untuk lengan.
Dr Diane Playford, dari Institute of Neurology, London, adalah bagian dari tim yang juga mencoba mengembangkan perangkat robot serupa di Inggris. Dia berharap bahwa, pada waktunya nanti, mesin robot ini dapat dikembangkan dan digunakan di rumah pasien.
...........................................................GOOD LUCK.......................................................................
sumber : https://www.jevuska.com/2010/04/18/robot-terapi-untuk-penderita-stroke/

faktor resiko , bahaya asam urat

di bawah ini ada beberapa teori hingga kesimpulan yang prnah saya cari , mari kita baca 


“ ASAM URAT “

Teori :
Asam urat, penyakit yang sudah tidak  asing lagi dengan penyakit ini. Selama ini penyakit asam urat lebih dikenal sebagai penyakit yang sering menyerang kebanyakan orang yang sudah lanjut usia atau 40 tahun ke atas. Asam urat sendiri membuat penderitanya merasakan nyeri yang amat dalam pada persendian dan ini sangat mengganggu dalam menjalankan aktivitas kita sehari-hari. Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Kenyataan:
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.Yang dimaksud dengan asam urat adalah kristal-kristal yang terbentuk sebagai hasil metabolisme zat purin (bentuk turunan dari nukleoprotein). Purin merupakan salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel semua makhluk hidup. Purin terdapat dalam tubuh kita, terdapat juga pada makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan (daging, jeroan, sayur, buah, kacang, dsb.). Selain itu, purin juga bisa dihasilkan dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi baik secara normal ataupun karena penyakit tertentu.
Masalah:
Apa itu asam urat?
Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang.
Apa penyebab asam urat?
penyebab asam urat adalah terjadinya pemecahan sel terus menerus sehingga menghasilkan asam urat yang berlebihan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Penyebab asam urat yang lain adalah  metabolism tubuh yang kurang sempurna. Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal mengeluarkan asam urat tersebut melalui air seni. Secara tidak langsung, kondisi umum tubuh yang kurang baik juga dapat menjadi penyebab asam urat. Oleh karena itulah asam urat lebih banyak diderita orang yang berusia lanjut.
Proses terjadinya penyakit asam urat:
1.      Konsumsi zat yang mengandung purin secara berlebihan
2.      Zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah menjadi asam urat
3.      Kadar asam urat dalam tubuh meningkat, sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat
4.      Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian
5.      Akibatnya sendi kita terasa nyeri, membengkak, meradang, panas dan kaku
.       Gejala asam urat
Nyeri sendi merupakan indikator utama asam urat, Sendi merupakan bagian yang paling mudah dihinggapi kristal-kristal asam urat selain juga pada bagian kulit dan ginjal yang merupakan akibat dari penambahan kadar asam urat dalam darah. Kristal-kristal tersebut akan menyebar ke dalam rongga-rongga sendi sehingga terjadilah peradangan akut atau terjadi gout.
      Bahaya Asam Urat
Jika kadar asam urat terlalu tinggi dalam darah, maka organ-organ tubuh akan terganggu dan bahkan rusak, terutama organ ginjal. Hal ini terjadi karena saringan pada ginjal akan tersumbat. Tersumbatnya saringan tersebut akan berdampak munculnya batu ginjal, dan bahkan pada akhirnya dapat terjadi gagal ginjal. Selain itu kadar asam urat yang tinggi pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung coroner.
Faktor Resiko
          Gaya Hidup : Konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, konsumsi alkohol à meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
          Kondisi Medis : Tekanan darah tinggi, diabetes, hiperkolesterol, sering dikaitkan dengan kasus asam urat.
          Obat-obatan : Pemakaian obat seperti diuretik, aspirin harus diperhatikan dan dikonsultasikan ke dokter karena dapat meningkatkan kadar asam urat.
          Genetik : Beberapa orang yang memiliki riwayat keluarga dengan sejarah asam urat juga merupakan salah satu faktor risiko.
          Usia dan Jenis Kelamin : Pria memiliki risiko lebih besar untuk terkena gangguan radang karena asam urat, tapi wanita yang telah memasuki masa menopause juga memiliki risiko yang sama besarnya dengan pria.

Kesimpulan

Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Penyakit asam urat merupakan penyakit nini infeksi yang tidak menular. Penyakit ini dapat di cegah dengan mengkonsumsi makanan yang rendah purin, memperbanyak minum air putih dan rajin berolahraga

mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca :-) .